Dunia fashion saat ini memang dipenuhi dengan orang-orang yang kreatif dan mampu mengambil peluang untuk menciptakan hal-hal yang selalu baru dan menarik pasar. Dengan style dan karakter masing-masing, mereka mampu menghipnotis masyarakat untuk mengikuti trend fashion yang mereka ciptakan. Mereka juga dengan mudahnya menggiring masyarakat khususnya kaum menengah ke atas untuk menjadikan fashion sebagai kebutuhan krusial yang harus selalu dipenuhi. Lihat saja para publik figur di negeri ini yang hampir setiap jamnya dapat berkali-kali berganti model pakaian dengan alasan menarik perhatian publik yang menunjang karir mereka. Gaya hidup seperti itu pada dasarnya wajar selama mereka mampu. Meskipun demikian, pada akhirnya hal itu akan menyeret mereka pada sikap berlebih-lebihan. Gaya hidup boros dan glamor dalam berbusana yang ditampilkan seolah hanya bertujuan untuk mempertahankan eksistensi mereka di masyarakat.
Di dalam islam kita mengetahui bahwa Allah tidak menyukai sikap seorang muslim yang berlebih-lebihan karena lebih banyak memberikan kemudharatan daripada manfaatnya. Kita akan terjebak pada sikap memaksakan diri yang dikhawatirkan memunculkan rasa iri dan sombong. Iri ketika melihat orang lain yang berpenampilan lebih fashionable serta sombong ketika penampilan kita jauh lebih up to date daripada orang-orang di sekitar kita.
Berpenampilan sederhana dan tidak berlebihan memang dianjurkan, akan tetapi Allah juga tidak menyukai hamba-Nya yang bersikap seolah-olah tidak mampu padahal sebenarnya mereka mampu. Dengan menjadikan busana sebagai kebutuhan yang wajib dipenuhi secara wajar dan tidak berlebih-lebihan, kita tetap harus memperhatikan penampilan demi mendukung aktivitas kita di dalam masayarakat.
Sebagai seorang muslim dan muslimah, memiliki koleksi busana muslim yang beraneka ragam adalah suatu hal yang sudah semestinya. Wanita yang belum mengenakan jilbab saja tentu memiliki berbagai koleksi busana muslim di dalam lemarinya. Mulai dari gamis, jilbab, baju koko, peci, manset, sampai kaus kaki, setiap muslim dan muslim pasti memilikinya. Jenis bahannya pun tentu bermacam-macam seperti wool, katun, lycra, spandek, satin, sutra, parasut, dan lain-lain.
Selama kita mampu dan menghindari kesan memaksakan diri, sah-sah saja jika kita melengkap koleksi busana muslim yang kita miliki. Namun, berapapun banyaknya busana yang kita miliki, hal yang paling penting adalah bagaimana cara kita merawat koleksi busana muslim kita. Jangan sampai kuantitas yang banyak tidak diimbangi dengan kualitas yang baik dengan perawatan dengan baik pula.
Setiap koleksi busana muslim yang kita miliki tidaklah sama cara perawatannya. Terlebih lagi jika koleksi busana muslim kita terdiri dari berbagai jenis bahan dan warna yang bermacam-macam. Hal itu menuntut kita untuk lebih pandai menjaga dan merawatnya agar tetap telihat baik dan awet untuk beberapa waktu lamanya.
Lalu, bagaimana ya cara merawat koleksi busana muslim kita yang tepat sesuai jenis bahannya? Yuk, kita cek informasinya di bawah ini.
1. Bahan Satin
Busana dari bahan satin tergolong tidak sulit dalam perawatannya. Untuk proses pencuciannya sebaiknya tidak dicuci dengan menggunakan mesin cuci. Cucilah secara manual dengan tangan setelah direndam sekitar 10-15 menit sebelumnya. Ketika merendam sebaiknya menggunakan deterjen yang cukup ramah di bahan, tangan dan lingkungan karena deterjen yang terlalu kuat akan merusak tekstur bahan satin. Setelah itu kucek dengan lembut, lalu bilas beberapa kali dan gunakan pewangi serta pelembut agar kualitas bahan satin tetap terjaga. Pada saat proses penjemuran sebaiknya tidak di bawah sinar matahari langsung.
Selain dalam proses pencucian dan penjemran, hal lain yang harus diperhatikan adalah pada saat menyetrika. Jangan terlalu panas saat menyetrika karena dikhawatirkan merusak pakaian dari bahan satin yang memang agak tipis.
2. Bahan Sifon
Bahan sifon adalah bahan yang banyak digunakan untuk membuat busana gamis. Jika koleksi busana muslim kita didominasi dengan gamis berbahan sifon, maka kita harus ekstra hati-hati dalam merawatnya. Busana dengan bahan sifon sebaiknya direndam dengan air hangat. Hal ini dikarekan bahan sifon mudah menyusut. Suhu pada saat merendam sekitar 30-40 derajat celcius dan deterjen yang digunakan tidak boleh asal. Gunakan deterjen yang lembut pada bahan seperti sifon. Jangan merendam telalu lama karena warna pakaian akan menjadi pudar. Ketika mencuci, sebaiknya tetap menggunakan tangan agar tidak merusak serat pakaian ketika dicuci di dalam mesin cuci. Setelah itu pada proses penjemuran jangan dijemur di bawah sinar matahari langsung melainkan cukup diangin-anginkan saja.
3. Katun
Busana dari bahan katun memang banyak digemari karena selain nyaman ketika dipakai, bahan katun juga sangat baik bagi tubuh kita karena menyerap keringat dan tidak panas. Itulah mengapa dalam kesehariannya muslim dan muslimah lebih suka memperbanyak koleksi busana muslim berbahan katun.
Perawatan koleksi busana muslim dari bahan jenis katun memang lebih mudah dibandingkan dengan sifon atau satin. Namun tetap saja kita tidak boleh sembarangan dalam merawatnya.
Sebelum mencuci periksalah apakah ada kotoran atau noda yang mengering dan menempel kuat pada kain. Hilangkan noda tersebut dengan tangan lalu rendam pakaian dalam air yang sudah ditambahkan detejen. Kemudian kucek sampai bersih, bilas dan langsung dijemur. Jangan menunda menjemur pakaian dari bahan katun karena khawatir akan merusak warna dari pakaian. Ketika selesai menyetrika sebaiknya tidak dilipat melainkan digantung dengan hanger untuk menghindari bentuk lipatan. Bahan katun memang sangat mudah kusut sehingga adanya lipatan akan menambah kusut kain.
4. Bahan Sutra
Kain sutra memang tergolong mahal sehingga butuh perhatian ekstra dalam merawatnya. Ketika mencuci, memang dapat menggunakna mesin cuci tetapi pilihlah menu delicate. Meski demikian, akan baik jika mencuci dengan tangan. Gunakan pelembut agar kualitas kain tetap terjaga. Setelah itu bilas dan jemur dengan cara mengangin-anginkan. Pada saat menyetrika sebaiknya dengan suhu standar, jangan terlalu panas atau dingin.
5. Bahan Wol
Perawatan busana muslim dari bahan wol memang susah-susah gampang. Jika tidak berhati-hati dalam merawat, terutama ketika mencucinya, akan menyebabkan serat menjadi keluar dan warna menjadi pudar. Oleh karena itu, saat mencuci gunakan deterjen yang lembut dan cucilah dengan tangan serta jangan disikat. Ketika menyetrika berilah alas kain yang agak lembab untuk menghindari busana dari bahan wol menjadi mengkilap setelah disetrika.
6. Bahan Spandek
Perawatan busana dari bahan spandek tidak jauh berbeda dengan bahan lainnya, tetapi penekanannya adalah ketika menyetrika jangan terlalu panas karena dapat merusak serat pakaian. Pada saat mengucek juga jangan terlalu kuat agar tidak merusak pori-pori kain. Kemudian jangan menjemur dengan cara digantung karena akan menyebabkan pakaian menjadi melar.
7. Bahan Kaos
Bahan kaos pasti banyak dijumpai dalam koleksi busana muslim kita sehari-hari. Hal ini karena busana dengan bahan kaos cukup simple dan nyaman dipakai. Akan tetapi ternyata banyak orang yang menganggap remeh bahan kaos sehingga ketika merawatnya masih asal-asalan. Agar koleksi busana muslim kita yang berbahaa kaos tetap awet ada beberapa tips merawatnya:
Pisahkan busana berbahan kaos antara yang berwarna dengan yang putih. Hal ini untuk menghindari pelunturan. Selain itu, juga pisahkan antara busana yang terlalu kotor dengan yang tidak terlalu kotor.
Perendaman dapat dilakukan pada air biasa tetapi jangan telalu lama kecuali jika terdapat noda yang cukup sulit dihilangkan. Gunakanlah deterjen secukupnya agar tidak menyebabkan warna dan sablon yang terdapat pada kaos menjadi pudar.
Jangan menyikat busana berbahan kaos karena dapat merusak tekstur kain.
Ketika menjemur sebaiknya dalam kondisi di balik, yaitu bagian dalam menghadap luar dan sebaliknya.
Usahakan untuk tidak menggunakan hanger karena akan membuat busana menjadi melar.
Sahabat muslim dan muslimah, meskipun setiap jenis bahan memang berbeda dalam hal perawatan, namun ada hal-hal standar yang harus kita perhatikan untuk merawat seluruh koleksi busana muslim kita, yaitu
Simpanlah dalam keadaan bersih. Meskipun ada busana yang baru sekali dipakai, tetap harus dicuci karena keringat yang telah menempel dikhawatirkan akan menjadi jamur yang merusak busana muslim kita.
Mencuci sesuai petunjuk pencucian. Cara mencuci pakaian berwarna dengan pakaian putih tentunya berbeda. Kita harus memperhatikan hal ini karena pakaian berwarna memungkinkan untuk menyebabkan kelunturan pada pakaian putih. Perhatikan pula suhu air yang harus digunakan pada saat perendaman. Jika petunjuknya tidak tertera pada kemasan pakaian ketika kita membelinya, cobalah mencari informasinya di internet.
Tambahkan pelembut pakaian ketika membilas. Hal ini untuk membantu kita mempertahankan kelembutan dan menjaga serat kain.
Setelah menyetrika, jangan langsung disimpan di dalam lemari. Biarkan udara masuk ke pori-pori kain selama beberapa menit. Setelah itu simpan pakaian dalam lemari. Jika pakaian sudah terlalu lama tidak dipakai, kita juga dapat mengeluarkannya dari lemari agar terdapat aliran udara pada pakaian.
Bila perlu tempatkan kamper pada lemari pakaian untuk mencegah munculnya ngengat yang akan merusak pakaian
Nah, setelah membaca informasi di atas, apakah kita masih beranggapan bahwa merawat koleksi busana muslim kita adalah hal sepele? Jika kita sanggup mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membeli berbagai macam busana muslim, kita harus sanggup merawatnya dengan baik agar koleksi busana muslim kita tetap awet dan terjaga kualitasnya.
Semoga bermanfaat. Salam Freshlab ( Pewangi Laundry terpercaya by : simplyfresh)